Waspadai Lembaga Survei Dadakan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Ferry Mursyidan Baldan berpendapat sudah saatnya lembaga survei memberlakukan standarisasi metodologi bersama dalam melakukan survei.

Demikian dikemukakan Ferry ketika dikonfirmasi Tribunnews.com dari Jakarta, Minggu (30/10/2011), mengenai maraknya lembaga survei yang memaparkan hasil yang berbeda satu dengan yang lain.

Menurut Ferry, standarisasi metodologi diperlukan sehingga terhadap hasil perbedaan survei lebih pada jumlah responden, lokasi survei, dan waktu pelaksanaan survei. "Dengan demikian, kesan bahwa hasil survei bisa dipesan adalah tidak benar," kata Ferry.

Mantan Anggota DPR RI ini mengatakan survei terhadap calon atau figur hendaklah dilakukan pada figur yang sama sehingga masyarakat pun memperoleh informasi yang valid dengan hasil survei.

"Dan juga lembaga survei harus sudah 1 tahun melakukan survei, jadi tidak beri ruang pada lembaga suvei dadakan," katanya.

Seperti diketahui, belakangan ini sejumlah lembaga survei memaparkan hasil survei. Namun hasilnya berbeda satu dengan yang lain. Muncul dugaan sebagian kalangan masyarakat bahwa hasil survei adalah pesanan pihak yang akan disurvei sehingga hasilnya menguntungkan bagi pemesan.

Ketua Fraksi PKB Marwan Ja'far berharap hasil survei tidak membodohi rakyat. "Karena bisa jadi metode dan caranya tidak akurat dan tidak kontekstual," kata Marwan ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Minggu (30/10/2011).

Dikatakan survei bisa jadi dilakukan karena pesanan pihak tertentu sehingga penuh rekayasa dan hasilnya hanya menguntungkan pihak tertentu juga. "Survei bisa jadi untuk dijadikan alat legitimasi dan justifikasi saja untuk kepentingan tertentu," ujarnya.

Secara pribadi, Marwan menghargai hasil survei asalkan dapat dipertanggung jawabkan secara akademis,validitasnya terjamin, dengan perangkat dan metode survei yang dibenarkan secara teoritis-akademis berdasarkan data-data empiris yang benar dan memenuhi standar-standar yang berlaku secara umum.